Selasa, April 25, 2006

Lebaran 2004


Sungguh lawa Mak Limah pandai menghias diri
Sayang sedikit Mak Limah tak ada gigi( Mak Limah sayang )
Hari raya Mak Limah tak lupa zakat fitrah
Mohon doa moga-moga panjang usia
( Mak Limah sayang )
( ulang dari mula )
Mak Limah sayang( Hai lenggang sayang )( 2X )

Itu antara bait lagu maklimah sayang yang dibawakan oleh Halil chik penyanyi lawas negri sebarang Malaysia dan air matapun akan berlinang bagi yang tidak dapat pulang berkumpul lebaran bersama keluarga, lagu-lagu raya akan terdengar setiap hari di radio–radio Malaysia dan Singapura yang dapat ditangkap bening di Bengkalis dan sekitarnya saat bulan Ramadhan tiba.

Bengkalis adalah pulau kecil digugusan selat malaka yang terletak di ujung propinsi Riau, tempat yang menjadi lalu lintas pelayaran tesibuk saat ini, perbedaan ragam budaya yang cantik dan mempunyai ciri khas tersendiri, tidak akan dapat dilupakan begitu saja bagi perantau terutama masarakat selatbaru , balek kampong menjadi dambaan yang sangat ditunggu-tunggu menjelang Idul Fitri.

Waktu luang dan hari libur lebaran di jadikan prioritas untuk pulang kampong, saat itulah kapal Mulia kencana yang menjadi transportasi utama akan penuh sesak para pemudik dari pekanbaru dan daerah sekitarnya, bahkan satu bulah sebelumnya persiapan sudah di mulai para pemudik sudah memboking atau membeli tiket, yang dari Dumai biasanya akan naik dumai exspres, jalur darat yang telah di buka beberapa tahun yang lalu menjadi alternatif lain untuk yang mau mambawa kendaraan pribadi lewat jalur darat bisa di tempuh lewat Pekanbaru-Perawang-Telukmesjid dan Pakning dilanjutkan menaiki fery ( roro ) ke bengkalis, jalur ini terkadang meyebalkan disamping jalan yang masih belum diaspal semua, serta harus melewati pery perawang dan Teluk mesjid akan terjadi antrian yang sangat panjang dan melelahkan malahan terkadang pemudik terpaksa tertahan di pery sampai menjelang malam, pintu masuk Bengkalis yang lain yaitu Feri Malindo dari Malaysia dan Batam Jet dari Batam, dan Bengkalis pun menjadi begitu ramai oleh para pemudik untuk lebaran di kampong.

Lebaran tahun 2004 ini aku bersama keluargaku untuk lebaran pertama tidak pulang kampong, karna aku lebaran bersama keluarga istriku, khusus di pekanbaru rasanya sangat beda, karena selama ini aku tetap pulang lebaran di kampong.

Besok Tanggal 14 Nop 2004 berarti lebaran pertama, paginya ku ajak istriku ke pasar Kodim pasar ini adalah pasar tradisional pekanbaru yang sedang direnopasi, di seputaran Sudirman aku merasakan Pekanbaru benar-benar berubah menjadi kota 15 tahun yang lalu, kendaraan bisa dihitung dengan jari, sepi dan sepi seperti kota yang telah ditinggalkan penduduknya.

Sesampai dipasar kami langsung belanja beli bahan untuk dimasak besok. antaranya sayur, daging dll juga daun kelapa untuk membuat ketupat, e..malahan penjualnya nanya ? kok Cuma beli daun kelapa dan tidak beli ketupatnya saja, karna harga ketupat jadi cuma Rp 250 tapi kalau beli daunya Rp 200, istriku balik nanya ke aku ! mau beli yang mana ?.. ku jawab ! … yang daunya aja, karna sejak dari kecil kalau lebaran tugasku buat ketupat, kangen rasanya buat ketupat sendiri.

Setelah selesai balanja dan membeli kebutuhan lebaran kami pun melanjutkan perjalanan pergi ke pasar buah Jl. Sudirman, kami tidak ada membuat kue sendiri habis istriku agak repot maklum anak kami Zaza masih berumur 10 bulan.

Sesampainya di rumah, ku persiapkan alat-alat untuk memasak ketupat, asik sih tapi aku jadi teringat biasanya suasana seperti ini aku ikut masak bersama semua keluarga, jadi teringat Ibu yang lagi sibuk masak mempersiapakan untuk hidangan besok, Bapak asik nyuruh ini dan itu sambil membersihkan daging, biasanya kami di kampong motong kambing + beli daging sedikit, kok aku jadi terbayang seasana di kampong, ku cari radio dan ku stel ke siaran radio Singapura habis di Pekanbaru nyari siaran Malaysia susah sekali, sebab aku dari kecil sudah dicekokin sama lagu-lagu raye kata orang Malaysia untuk penyanyi P.ramlie, saloma, saripah aini, sudirman sudah tidak asing lagi bagiku, aku jadi sangat terbayang suasana kampong ….. sedih padahal aku lebaran kedua kan mau pulang juga, untuk menghibur hatiku ku minta sikecil Zaza anakku dari bundanya, lalu ku ajak bercanda di tempat tidur .

Teringat masa kecilku, kebiasaan dan gembiranya menyambut lebaran di selat baru, Aku jago sekali membuat meriam dari bambu yang di lubangi dan di kasi karbit, juga meriam tanah ( biasa kami sebut pendeman ) bunyinya wah seperti bom bali saja , sangat kuat glegarrrrrr, di sini siapa yang paling kuat bunyinya akan jadi pembicaraan diantara teman-teman, siapapun waktu itu pasti bangga.

Di mulai waktu puasa pertama biasanya ada kebisaan kami di mesjid yaitu megengan ( makan Barsama ), dilanjutkan dengan sholat tarwih , setelah itu kami biasanya Kalau malam ramadhan setiap malam ada tajilan makan kecil untuk yang ikut tadarus, makan tersebut biasanya terdiri dari pisang goreng, wajik, punten dll

Kalau sudah sampai malam ketujuh belas, duapuluh satu dan seterusnya malam ganjil sepuluh hari terahir ramadhan biasanya ada acara makan bersama yang disebut ambeng, dan tahlilan khusus untuk mendapatkan malam lailatul kodar.

Anak muda biasanya kalau siang ngumpul di mushola atau di mesjid balajar sholat mengaji ke teman yang lebih pandai, kadang ada lomba sholat, azan dll.

lampu colok tidak pernah tertinggal karna waktu itu lampu penerangan hanya lampu setrongkeng karna lampu listrik PLN belum masuk ke selatbaru sekitar tahun 70 an, lampu colok kalu dulu kami buat dari bambu yang di potung dikasi minyak tanah dan di isi sumbu biasanya hidup sampai tengah malam dan kami buat biasanya mulai malam duapuluhan.

Sedangkan untuk kue lebaran biasanya ada

Kue krecek ( beras pulut malasak lalu dijemur )
Kue jenang ( dari beras ketan, mirip dodol garut )
Kue bolu ( biasanya ada bolu yang besar bentuknya seperti ikan yang boleh makan dulu adalah orang yang dituakan di daerah kami.
Kue satu ( terbuat dari kacang hijau dan gula yang di padatkan )
Kue pulau pinang / kue goyang ( dari tepung gandum dan santan )
Kue darlia ( dari terigu dan mentega )
Kue sagong ( dari sagu dan gula )
Kue kacang ( kacang tanah dan gula )
Kue sawut ( dari kelapa )
Kue Rokok ( aku lupa dari apa ya...)
Kacang tujin ( dari kacang tanah )
Bolu gulung ( bolu di kasi manisan nenas lalu di gulung )
Kue Bangkit ( dari tepung beras kasi gula dll )
Manisan dan asinan ( manisan biasanya dari pepaya, cermai, mangga )
Dan masih banyak kue lain yang aku lupa namanya.

Makannan lebaran ( juadah ).

Ketupat + Lontong + Gulai Nangka + gulai kambing + ayam + Goreng Ati + Limpa ( kesukaanku ) + Rendang + serundeng + sup tulang + Krupuk dll.

Maafan lebaran

1. Ada juga tradisi sungkem ( badan ) minta maaf ke orang yang lebih tua, ini menggunakan bahasa jawa halus.

2. Bara’an atau rombongan ( bersama keluarga besar saling mengunjungi di mulai orang yang paling di tuakan )

3. Bujangan ( khusus pemuda membuat open house sendiri )

4. Sejarah ( saling mengujungi teman kerabat dan famili untuk saling maafan )

Sayup terdengar lagu sudirman dari radio singapura international , dendang perantau membuyarkan lamunanku. Jam 15: 00 sudah siap semua, aku kecapean langsung tidur tapi gak bisa lama habis waktu itu hujan terus turun membuat istirahatku tambah nyaman, apalagi anakku Zaza lagi tudur pulas di sampingku dan istriku Yanti lagi barsih – barsih rumah.
Besok lebaran dan lusa aku pulang kampong .
Sebelumnya kami sekeluarga mengucapkan terima kasih dan selamat lebaran moho maaf lahir dan batin1425 H untuk semua, Terima kasih untuk Istri anakku dan semua keluarga maaf lahir bathin.
Sembah sujutku untuk Ayah dan Bunda, Selat Baru , Bengkalis tetap ku ingat.

 sekedar ungkapan hati


Blogger Indonesia

.:[Close][Klik 2x]:.
" Terimakasih atas kunjungan anda ".... Jangan Lupa tinggalkan pesan di ShoutMix



Powered by IP2Location.com

TERIMAKASIH

SEKEDAR UNGKAPAN HATI