Sabtu, Agustus 12, 2006

Aku Di Tilang


Pagi yang cerah menyelimuti kota pekanbaru, kendaraan yang lalu lalang semakin banyak , membuat macet dibeberapa ruas jalan juga persimpangan lampu- lampu merah, juga persimpangan jalan nangka, sepeda motor yang pertama kali ku beli pagi Ini setia menemaniku bersama bunda dan kedia anakku menuju kantor pengembang Surya BP (salah satu pengembang perumahan RSS di pekanbaru ).

Rencana sih… mau beli perumahan RSS, itung-itung untuk simpanan daripada nyimpan duit habis terus.
Saat melewati jalan Sudirman aku terus masuk ke jalan Nangka ( tuanku atambusai ), pas didepan terminal mayang terurai ada U term yang bisa bebas kalau mau masuk ke terminal, tapi tidak bisa jika mau berbali ke jalan sudirman kembali, pas mau belok ke terminal ada mobil yang melaju berlawanan arah, jadi aku tanpa was-was langsung berbelok kearah sudirman kembali,

tiba-tiba “ priiiiit ¡ suara peluit polantas yang tidak terlihat olehku, “ pagi pak ,
“ Pak ! Tolong di keluarkan SIM dan STNK nya” kata polantas tersebut.
”pagi, jawabku,
“ayo ke pos, bapak telah melanggar rambu lalulintas, dilarang berbelok!”
“ dasar lagi apes ¡! Gumamku dalam hati.
Sambil berjalan aku ngomong ke oknum polisi tersebut "Pak sudah 2X saya lewat seperti tadi kok tidak pernah di larang“"itu pas bapak beruntung , jawab oknum tersebut sekenanya.“sekarang bapak mau bayar di tempat Rp 80.000, atau ke pengadilan, kata aparat sebut , sebut saja namanya LINAD.Ram ( samaran )
"tapi ada yang berbelok kok tidak di tangkap “ ku tanya sambil menunjuk kearah mereka yang dibiarkan berlalu tidak di tilang."itu bukan urusan bapak, sayalah yang menentukan" jawabnya berwibawa”O gitu" aparat tersebut pun langsung merah padam wajahya menunjukkan kekesalannya kepada ku.
“jadi gimana !” saya tidak memaksa, bayar atau pengadilan.
“Rp 50.000 lah pak” kataku lagi.

”ya udah ” banyak sekali ceritanya sambil mengambil uang yang ku sodorkan.
Aku pun ahirnya berlalu dan terus berpikir kalau uang itu untuk negara ya gak masalah aku sangat ikhlas, karna memang aku bersalah, tapi kalu untuk kantong pribadi saya gak rela, kataku dalah hati.
Dimana selogan PELINDUNG, PENGAYOM DAN PELAYAN MASYARAKAT jika hal dibawah ini masih sering terjadi :

1. Pengaendara sepeda motor yang tanpa helm dan mobil yang tanpa sabuk pengaman di biarkan tanpa diperingatkan atau di tilang, tapi itu untuk 10 pengendara pertama lewat dan 1 akan ditilang ( dalam pikiranku ini adalah lahan untuk mendapatkan uang tiap hari bila pas apes )
2. Oknum Polisi suka tegak di sebalik mobil atau tempat-tempat yang tersembunyi supaya tidak terlihat langsung oleh pengendara ( dibiarkan pengendara bersalah untuk ditilang )
3. Banyak Oknum Polisi yang melangguar dan tidak mematuhi aturan berkendaraan yang berlaku.

Jadi ingat cerita kakekku, dulu kami berjuang untuk memerdekakan negri ini tanpa pamrih tidak ada bayaran gaji tidak ada seragam semua kami cari dan usahakan sendiri semua kami lakukan demi anak cucuku nanti, 61 tahun sudah berlalu tapi sekarang sebagian penguasa malah menjajah bangsanya sendiri demi kekayaan pribadi dan keluarganya.

Dirgahayu Indinesia ku ke 61, cita-cita pahlawanku belum juga terwujut, entah sampai generasi kapan...?....?..?

4 Comments:

At 10:48 AM, Blogger Cik Siti said...

AHA! Tak usalah heran kalau Pak Polis kita berbuat begitu. Sepertinya itu sudah menjadi tradisi yang melekat seperti daki.

Dan 100% tidak bisa kita menyalahkan Pak Polis yang mencari kesalahan pengemudi untuk mencari duit.
Kesalahan yang utama pada masyarakat itu sendiri. Coba kita sebagai masyarakat tidak menawar atau menerima opsi 'damai ditempat', sudah tentu tidak ada peluang untuk Polis itu mencari untung.

Sayangnya kita orang Indonesia lebih suka memperjual belikan hukum.

Satu hal lagi dikarenakan, susahnya prosedur di Indonesia. Misalnya untuk masalah tilang ini, di negara lain, misalnya di Malaysia, ketika kena tilang kendaraan tidak langsung dibawa ke kantor Polisi, Polantasnya hanya sekedar memberikan surat tilang. Benar gak ya, begitu?

Nah, saya setuju sekali bahwa bangsa ini belum MERDEKA. Rasanya peringatan 17 Agustus, hanya ritual tahunan yang tidak ada artinya, karena kita sebenarnya belum mutlak merdeka.

 
At 2:38 PM, Blogger Indra Fathiana said...

kalau saya ditilang dan dimintain duit, mending saya catet nama tu polisi sama nomor tugasnya, trus saya ancam kirim surat ke media. masalah kita ditilang, ya sesuaikan dg hukum yg berlaku. tp ga boleh pandang bulu.
di jakarta sptnya jg banyak tilang-menilang cuma untuk dapet duit...
fuh..susah..

 
At 5:18 PM, Blogger Erfi Lorraine said...

Mohon maaf lahir bathin juga yah!!

 
At 11:18 AM, Anonymous Anonim said...

Hello...!!

emang ga enak kalu lagi di tilang. saya juga pernah mengalaminya, sudah lama sih kasusnya. tapi dalem banget dan tak pernah terlupakan he he he...

Saya tertilang karena teroperasi rutin oleh Polisi. kebetulan saya make Motor-nya kakak saya dan juga bawa STNK dan SIM kakak saya.
Eh Polisinya tau kalau itu bukan SIM saya. kenapa...?
Karena Foto SIM tersebut, gambar rambutnya "GONDRONG".. saya sendiri rambutnya pendek... he hehe...

Yang lebih nyebelin lagi, saya di tilang TAPI TIDAK DIKASIH KARTU/BUKTI TILANG. KEBETULAN SAYA BARU PERNAH KE TILANG SIH...

Di mintai Duit dan saya laporkan aja ke POLRES biar di kasih SANKSI. Tapi ga tau dikasih sanksi atau tidak. kena deh uang 2o Ribu ama polisi. Kakak saya yang tawar-menawar dengan Polisi MATRE itu...

Ini dulu ya pengalaman saya...
THANKS Too,,

 

Posting Komentar

<< Home

 sekedar ungkapan hati


Blogger Indonesia

.:[Close][Klik 2x]:.
" Terimakasih atas kunjungan anda ".... Jangan Lupa tinggalkan pesan di ShoutMix



Powered by IP2Location.com

TERIMAKASIH

SEKEDAR UNGKAPAN HATI