Istana Siak Sri Indrapura
Berkunjung ke Negeri Istana
Ahirnya kaki ini sampai juga ke negeri Istana,,Siak adalah salah satu tempat warisan budaya melayu masa lampau di Riau. kota di pinggiran sungai Siak ini menjadi tujuan wisatawan baik local maupun manca Negara yang ingin melihat sisa dan jejak jejak kerajaan Melayu yang berkembang pada masanya, walaupun Siak tidak banyak menghasilkan pujangga- pujangga melayu, Istana Siak merupakan Kebanggan budaya melayu yang tersisa dan kerajaan ini masuk dalam kerajaan Melayu Islam yang besar di kawasan Timur Sumatra.
Kerajaan Siak berdiri di sekitar tahun 1720an yang di terajui Sultan pertamanya adalah Abdul Jalil Rachmad Syah ( atau digelar dengan Raja kecik ) yang memerintah sebagai Sultan Siak I (1723 – 1746 M). merupakan titisan darah atau anak kandung Sultan Mahmud Syah II Sultan Johor ke-10 yang melakukan hubungan seksual dengan seorang perempuan biasa yang bernama Cik Apung yang berstatus sebagai istri yang bukan permaisuri, dan masa keemasan Siak Pada masa Kerajaan Siak II di bawah kekuasaan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 – 1765 M) adalah zaman panji-panji Islam berkibar di Siak. Islam diperkirakan masuk ke Siak pada abad ke-12 M.
Perjalanan menuju ke Siak dari Pekanbaru bisa dengan dua alternative,Jika menggunakan jalur sungai dengan menaiki spead boat kita harus mengeluarkan biaya sekitaran Rp. 100.000 an, bisa juga menggunakan jalur darat dengan menaiki trevel biaya yang dikeluarkan lebih kurang Rp. 70.000 an perjalanan membutuhkan waktu kira-kira 3 – 3,5 jam, antara pekanbaru dan Siak berjarak lebih kurang Km.135 lamanya waktu dikarenakan jalan masih relative jelek, jalan sempit dan aspal banyak yang berlubang menjadi kendala dalam perjalanan kita dan jika mengendarai dengan kendaraan pribadi harus lebih berhati-hati.
Istana adalah tujuan utama untuk wisata ke Siak, Untuk dapat melihat Bangunan bangunan Melayu zaman dulu jejak jejak sejarah menjadi bukti kita sudah menjadi bangsa yang beradap sejar lama walapun saat itu masih berbentuk kerajaan kerajan seperti di Siak Sri Indrapura ini. Istana Siak yang juga bernama Asserayah Hasyimiah ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman, Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab dan Eropa. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan yang juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan yang berfungsi untuk istirahat Sultan dan para tamu kerajaan.
Banguna bersejarah ini selesai pada tahun 1893. Pada dinding Istana dihiasi dengan keramik yang khusus didatangkan dari Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta, dan di Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut.
Diantara koleksi benda antik itu adalah: Kursi Singgasana Sultan yang berbalut emas , gramofon besar bernama Komet yang hingga sekarang masih bisa memainkan karya-karya Mozart dan Sebastian Bach, konon benda ini hanya tinggal dua di dunia yakni di jerman dan Siak, Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal yang dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina yang merupakan hadiah dari Kerajaan Belanda dan patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian yang dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas dan cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana, ini sangat tinggi nilainya. Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang yang dijadikan sebagai lambang keberanian Istana. Di sekitar Istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar di ke berbagai sisi-sisi halaman Istana dan disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara sementara.
Selain itu masih ada tempat yang dapat dikunjungi di Siak, diantaranya adalah balai kerapatan, Masjid Syahabuddin, Makam Sultan Kasim II, dan benteng belanda ( benteng belanda sudah beralih fungsi oleh pemda Siak namun masih dapat kita lihat sisa sisa kekokohan bengteng tersebut) Cuma benteng belanda tersebut letaknya agak jauh dari Istana yaitu diseberang sungai Siak.
Dan untuk melihat perkembangan Siakmasa kini, kita bisa lewat jembatan megah yang membelah sungai Siak, yang diberinama jembatan Tengku Sultanah Agung Latifah ( istri Raja Siak )
Demikianlah Siak yang mengalami kemajuan dimasanya, sisa dan jejak peradaban masih dapat kita dan anak cucu nikmati.
1 Comments:
ngajak dong mas kalau jalan jalan
Posting Komentar
<< Home